Mengenai Saya

Foto saya
Medan & Jakarta serta di mana Saya Berada, Medan/Sumatera Utara, Indonesia

Kamis, 25 Februari 2010





“Perkembangan Dunia Pendidikan Masa Kini; tugas 2”

Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat pesat. Saat ini, komputer menjadi sangat murah dan mudah digunakan, dan mudah dioperasikan. Internet yang merupakan kombinasi antara teknologi komputasi menjadi tulang punggung infrastruktur informasi global. Internet sebagai tulang punggung infrastruktur informasi global, sekarang ini mulai berpengaruh kepada kehidupan akademik maupun sosial kita. Internet menjadi sumber utama informasi, komunikasi, bisnis, dan bahkan menjadi kendaraan politik para politisi. Dengan adanya internet, segalanya menjadi mudah. Teknologi ini juga membuat manusia dapat saling berinteraksi secara kontiniu di mana saja dan kapan saja.

A. Sejarah Ubiquitous Computing
Istilah ubiquitous computing dikenalkan pertama kali oleh Mark Weiser, sehingga dia mendapat julukan sebagai bapak dari ubi-c. Dalam ubi-c, proses komputasi sudah menyatu dengan objek yang ada di sekitar kita. Misalnya, ubi-house, maka objek-objek seperti meja, kursi, dinding, pintu memiliki sensor yang bisa bekerja secara independen dan kemudian memberi informasi kepada kita sebagai pengguna.
Menurut Weiser, ubiquitous computing memungkinkan pemakaian beratus-ratus device (alat) komputasi wireless per orang per kantor dalam semua skala. Kemudian komputer menjadi semakin embedded (tertanam dalam suatu alat), semakin pas dan enak, serta semakin natural. Sehingga, kita menggunakannya tanpa harus memikirkan dan tanpa menyadarinya. Tujuan utamanya adalah activate the world, mengaktifkan segala yang ada di sekitar kita. Hal itu membutuhkan inovasi-inovasi baru di bidang: user interface, networks, wireless, displays dan masih banyak lagi. Kalau seandainya ditambahkan satu teknologi yaitu networking kepada semua peralatan yang ada di dunia ini, maka kita dapat mengkomunikasikan antar alat tersebut dan mengotomatisasi semuanya. Sehingga, jadilah ubiquitous computing.
Hal ini jika dihubungkan dengan e-learning. Dapat di ambil manfaat yang sangat baik. Sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. E-learning hadir dan mengantisipasi hal ini. Proses belajar mengajar tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu sehingga hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

B. E-learning
Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap dikaitkan dengan virtual (maya) dan distance (jarak). Sedangkan kata learning diartikan dengan belajar. Jadi, e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronik. Salah satu jasa yang digunakan adalah perangkat komputer.
Dengan adanya ubiquitous computing, pembelajaran menggunakan e-learning akan menjadi lebih baik, memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.
Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Seseorang dapat belajar melalui interaksinya dengan sumber belajar yang telah dikemas secara elektronik dan siap diakses melalui internet, tidak hanya di ruangan kelas atau sekolah, namun bisa dilakukan di rumah atau tempat lain. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang menbutuhkannya.
Peserta didik belajar dengan mandiri untuk menggali ilmu pengetahuan melalui internet dan media teknologi informasi lainnya. Kemandirian peserta didik akan meningkat, karena setiap peserta didik dituntut untuk mempelajari dan mengembangkan materi secara mandiri. Peserta didik belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri, sehingga akan meningkatkan rasa percaya dirinya. Selain, terciptanya kemandirian, ada juga kerja sama dalam komunitas on-line. Sehingga, memudahkan berlangsungnya proses transfer informasi dan komunikasi. Ini membuat setiap elemen tidak akan kekurangan sumber atau bahan belajar.
Terima kasih
Rezki Wulandari Purba
25 Februari 2010, 13.49

Referensi
Santrock, John W. (2004). Educational Psychology, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Company, Inc.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi. Bandung: Alfabeta

Selasa, 09 Februari 2010



“Gara-gara Hobi Baca Komik, Hobi juga Baca Buku Pelajaran; Tugas 1”

A. Masalah ??? Oh, No…

Salah satu masalah yang timbul di dalam diri saya adalah ketika duduk di bangku SMA, yaitu saya mengalami kesulitan dalam hal pemahaman pelajaran. Hal ini terjadi karena bertambahnya mata pelajaran yang harus diambil. Kekhawatiran ini bertambah dengan munculnya mata pelajaran yang sebelumnya tidak ada di SLTP. Sedangkan, saya kurang suka dalam hal membaca. Apalagi, buku yang dibaca adalah buku yang formal yang terdiri dari kata-kata ilmiah yang wajib dihapal pula. Huh… It’s how terrible.

Selain tidak suka membaca buku pelajaran, saya juga mengalami kesulitan dalam hal mengingat. Kesulitan semakin bertambah ketika saya membaca buku-buku pelajaran yang bermayoritaskan tulisan-tulisan. Kemudian, sebagai seorang siswa yang tidak ingin terus-menerus berada di jurang kegelapan yang dalam, secepat mungkin saya harus menemukan jalan keluar menuju cahaya yang penuh terang-benderang. Dan pada akhirnya saya mendapatkan suatu cara yang bisa membuat semua ini dengan baik dan benar. Dimulai dengan motivasi yang tinggi dan kegigihan yang besar, saya mendapatkan suatu cara yang berasal dari hobi.

B. Jalan Penyelesaian Masalah

Salah satu hobi saya adalah membaca, tetapi bukan membaca buku pelajaran, melainkan buku komik. Saya adalah pengagum dari manga Jepang. Tapi, orangtua saya sangat marah jika melihat saya membaca buku komik.

Tapi, karena saya kos pada waktu SMA, orangtua saya tidak akan mengetahui kalau saya membaca buku komik. Keduanya hanya mengingatkan saja, kalau saya tidak diperbolehkan memegang komik apalagi memiliki niat untuk membaca komik. Ini adalah salah keuntungan dari kos. Tetapi, saya harus berbohong kepada orangtua saya. Tapi, berbohong untuk kebaikan tidak disalahkan kan??? Asalkan masih berada dalam norma-norma yang ada. Dan itulah yang saya pikirkan. Ini hanya sebuah proses pemecahan problem dan semua hal yang diakibatkan olehnya (konsekuensi) harus saya ambil dan bertanggung jawab.

Pertama-tama, saya mulai menganggap bahwa semua buku pelajaran yang berisikan teks ilmiah adalah buku komik. Berusaha menciptakan suasana riang dan senang ketika membaca buku pelajaran, sama halnya dengan membaca komik. Tapi, apa yang terjadi ??? Rasa senang ini berubah menjadi rasa bosan ketika terus berada di depan buku pelajaran. Huh, memang benar yang dikatakan orang, bahwa : “selesainya suatu masalah adalah jalan timbulnya suatu masalah baru.”

Tapi, hal ini tidak saya jadikan sebuah tantangan yang tidak mempunyai jalan keluarnya. Saya menemukan cara baru menyelesaikan masalah ini. Saya putuskan bahwa setiap 15 menit membaca, saya akan gantikan dengan membaca komik. Begitu seterusnya, 15 menit membaca buku pelajaran dan 15 menit membaca komik. Hal ini saya lakukan untuk menghilangkan rasa bosan itu sendiri. Dengan adanya selingan seperti itu, saya akan semakin senang membaca buku pelajaran.

Hal ini berlanjut hingga saya menemukan kembali suatu masalah yang baru.

C. Masalah Baru

Alhamdulilah. Saya lulus di fakultas Psikologi USU. Senang rasanya bisa masuk ke dalam keluarga USU. Rasa bangga juga ada di dalamnya. Inilah cita-cita saya. Dulu, ketika duduk di bangku SMA, saya ingin cepat-cepat lulus dan kuliah di salah satu universitas terkenal. Tapi, apa yang terjadi ??? Semuanya kembali seperti dulu kala. Masalah buku-buku kembali menyapa, malah sekarang hampir semuanya seperti itu. Tapi, saya tidak akan berhenti sampai di situ saja.

Pemecahan masalah dengan komik selalu saya lakukan. Saya juga telah menemukan cara yang baru yang dapat memperlancar pemahaman saya dengan buku-buku teks. Yaitu, dengan menerapkan sistem “satu jam membaca satu jam menonton”. Yah, ini adalah cara terjitu yang saya temukan. Jika tidak mood menonton, saya akan menggantinya dengan bermain game di laptop. Akhirnya, semua masalah yang berhubungan dengan buku-buku teks selesai, sampai masalah baru kembali muncul. Dan saya tidak akan pernah menyerah untuk mencari jalan penyelesaiannya.

Terima kasih.

Rezki Wulandari Purba

23 Februari 2010, 07.34

(diperbaiki)

Referensi

Santrock, John W. (2004). Educational Psychology, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Company, Inc.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi dan Informasi. Bandung: Alfabeta

MANFAAT BLOG DAN E-MAIL ; Tugas Diskusi 1

Selasa, 09 Februari 2010

Bagaimana pandangan dan penilaian kelompok Anda sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan 3sks ta. 2009/2010 harus memiliki email dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, di Medan khususnya.

Diwajibkan mahasiswa psikologi, khususnya dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan untuk membuat blog and e-mail sangat menguntungkan dan baik sekali. Karena dengan hal ini sebagai seorang mahasiswa yang erat sekali kaitannya dengan dunia pendidikan membuat para mahasiswa lebih mengenal teknologi bukan hanya sekedar sarana jaringan sosial, atau download-download lagu, video, game on-line. Tapi, internet juga dapat membuat kita tetap bisa melihat tugas kuliah, download bahan kuliah yang diperlukan, bisa menyerahkan tugas kuliah tanpa harus berhadapan langsung dengan dosen. Jadi, apabila kita berada di luar kota, kita masih tetap bisa meng-update tugas-tugas yang diberikan dosen melalui blog. Sehingga blog bukan hanya menjadi tempat curhat semata. Dan dengan menggunakan blog dan e-mail dalam setiap tugas yang diberikan, kita dapat menghemat jumlah kertas yang kita gunakan. Dan dengan hal kecil itu, kita sudah dapat sedikit mencegah global warming.

Dunia pendidikan juga sangat aware dengan perkembangan teknologi yang ada. Sehingga dengan diwajibkannya mahasiswa untuk membuat e-mail dan blog membuat para mahasiwa tidak gagap teknologi (gaptek). Dengan hal itu diharapkan kelak agar mahasiswa lulus dengan kualitas yang baik. Karena pada dasarnya semua informasi yang ada di internet dapat menambah pengetahuan kita, baik pengetauhan mengenai mata kuliah maupun pengetahuan umum lainnya yang mungkin tidak kita dapatkan dari dosen.

Namun sayangnya di indonesia khususnya di kota Medan, masih jarang dosen yang menerapkan e-learning dalam metode pembelajarannya. Karena tidak sedikit dosen yang tidak mengetahui bahwa teknologi yang ada saat ini sangat baik jika digunakan dalam dunia pendidikan. Atau mungkin sebenarnya mereka tahu teknologi sangat akan membantu dalam dunia pendidikan, namun mereka sendiri tidak bisa atau tidak mengerti cara menggunakan teknologi tersebut.

Anggota kelompok:

Putri Carolina 09-004

Yurisqa Shadila 09-012

Deasy Anggreini Pane 09-008

Shofia Mawaddah 09-040

Selasa, 02 Februari 2010













Yeah...
c.n. Blue,
keyeen...



Be the best...
Semangatt...





"You're beautiful"
Is it right???

























Aku ingin seperti bintang ini,
selalu bersinar...
dan terus bersinar...
cling...cling...